“Pemaparan Ide al-Quds oleh pihak Iran menyebabkan sebagian dari para pemimpin, karena kebencian, mereka tidak mau meresmikan hari yang sangat penting ini. Karena mereka tidak mau Iran tampil sebagai sebuah negara yang membela permasalahan Palestina dan memaklumkannya kepada dunia. Dengan demikian, sebaiknya OKI lah yang menjadi pelopor penyeru kaum muslimin untuk ikut serta berdemo pada hari al-Quds,” demikian penjelasan Talal Itrisi, Direktur Pusat Penelitian Stategis Libanon dan pengamat politik Timur tengah, saat berbicara dengan Kantor berita IQNA.
Sebagian Para Pemimpin Arab Menentang Pemakluman Iran Sebagai Pembela Palestina
“Sehubungan dengan pernyataan bahwa Republik Islam Iran adalah pendiri hari al-Quds, maka sebagian para pemimpin yang bermasalah dengan Iran, mereka tidak berkehendak untuk menyelenggarakan hari al-Quds ini; karena mereka tidak mau Iran dikenal sebagai pengayom masalah Palestina dan pemasang bendera perlindungan terhadap Palestina di dunia Islam,” tambahnya.
Talal Itrisi menegaskan, “OKI sebagai organisasi internasional, dimana seluruh negara-negara Islam menjadi anggotanya dan mendapat persetujuan oleh kesemuanya, harus mengemban penyeruan demo al-Quds ini dan memintanya untuk menjaga keberlangsungan hari ini.”
Sebagian Negara Wilayah Menganggap Palestina Sebagai Sebuah Beban Berat di Pundak Mereka
Talal Itrisi juga angkat bicara soal ketidakpedulian sebagian Negara-negara Arab terhadap hari al-Quds. Dijelaskannya, “Sebagian dari Negara-negara wilayah menganggap masalah Palestina sebagai sebuah beban berat yang ada di pundak mereka dan mereka mengharap dengan gagalnya perlawanan, maka beban ini akan terangkat dari pundaknya dan masalah Palestina akan berakhir untuk selamanya; peperangan yang kita saksikan di Gaza sekarang ini berada pada tujuan yang sama, sebagaimana perang terhadap perlawanan Islam Libanon pada tahun 2006 yang terjadi karena tujuan ini.”
“Itulah kenapa saya berfikir bahwa rezim-rezim yang berkuasa di negara-negara Arab menghendaki pengakhiran masalah Palestina dan peresmian Israel sebagai sebuah negara,” demikian isyarat dan ungkapnya kepada sebagian Negara-Negara Arab yang tidak mau mengambil sikap atas serangan brutal rezim Zeonis ke Gaza sampai sekarang ini.
“Negara-negara yang menentang perlawanan di Palestina pada dasarnya menentang masalah Palestina,” tegas Direktur Pusat Penelitian Stategis Libanon.
Hari al-Quds Tahun Ini lebih Hidup Dari Tahun-Tahun Sebelumnya
“Hari al-Quds tahun ini haruslah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena Gaza sekarang ini dalam kondisi yang berbeda,” demikian tegas Talal Itrisi, tentang pentingnya hari al-Quds tahun ini, dikarenakan Gaza telah diserang oleh rezim Zionis dan pentingnya partisipasi kaum muslimin secara besar-besaran untuk ikut serta dalam demo pada hari ini.
Selanjutnya, Profesor Sosiologi Universitas Libanon ini menyatakan, “Apa yang kita saksikan di Gaza sekarang ini mengingatkan bahwa di Palestina terdapat bangsa tertindas yang menjadi penindasan sejarah musuh dan pemuliaan hari al-Quds pada hakikatnya menegaskan pembelaan akan masalah sejarah ini dan perang terhadap Gaza, dimana yang kita saksikan sekarang ini mengingatkan sebuah perang sejarah bangsa Palestina.”
“Saya memprediksikan hari al-Quds tahun ini akan mendapatkan antusias yang lebih dan kaum muslimin akan berbondong-bondong untuk ikut serta dalam urgensitas ini,” ujar Direktur Pusat Penelitian Stategis Libanon.
Hasil-hasil Partisipasi yang Meluas di Hari al-Quds untuk Perlawanan Palestina
“Partisipasi kaum muslimin yang meluas dalam demo hari sedunia ini menegaskan akan pengetahuan dan kesadaran mereka terhadap masalah Palestina,” tegas Talal Itrisi, berkenaan dengan hasil prestasi demo hari al-Quds untuk perlawanan Palestina.
Analis politik Timur Tengah ini, dengan mengisyaratkan akan perlawanan rakyat Palestina sekarang ini dalam sebuah peperangan berskala besar dan kemenangan, serta prestasi-prestasi penting yang akan diraih dalam perang ini, menegaskan, “Para militan Palestina akan mendapatkan semangat yang lebih saat melihat lautan luas kaum muslimin international sedang membela mereka dan mereka akan merasakan bahwa umat Islam, satu persatu sebagai pendukung mereka dalam peperangan ini, bangsa Palestina tidaklah sendirian dan dunia tidak akan mampu melengserkan masalah Palestina.”
“Urgensitas lain partisipasi dalam demo hari al-Quds tahun ini adalah dikarenakan media-media international, begitu juga banyak sekali dari media-media Arab menjadi pendukung dan pembela rezim Zionis dan serangan mereka dianggap benar; maka dari itu dalam kondisi semacam ini partisipasi masyarakat dalam demo hari al-Quds merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh, baik dari sisi psikologi, politik, maupun media,” tambahnya.
Hari al-Quds Menegaskan Kembali Atas Sebuah Pilihan bahwa “Israel Adalah Musuh Utama Umat Islam”
Analis Politik Timur Tengah ini mengisyaratkan perpecahan mazhab dan Iran-fobia di wilayah tersebut. “Sebagaimana yang kalian ketahui tahun-tahun sebelumnya usaha-usaha untuk menciptakan fitnah dan konflik dikalangan kaum muslimin sangatlah intensif, sehingga karenanya masalah Palestina terlupakan.”